Tuesday, August 7, 2012

Mirisnya Islam di Myanmar

Mirisnya Islam di Myanmar
Asalamualaikum Wr. Wb.
Hemmmm udah pernahh denger blum tentang etnis Muslim yang di aniyaya di Myanmar... baca dehh Beritanya.... ini saya ambil dari Info Dunia Militer .
Silahkan yang mau menyimak >>>>>>
 
JAKARTA - Muhammad Rafiq salah satu pengungsi Rohingya yang sudah berada di Indonesia selama 9 bulan membenarkan telah terjadi pembantaian masyarakat Muslim Rohingya oleh militer M
yanmar dan masyarakat budhis Rakhine.

"Budhis memakai seragam military masuk menyerang masyarakat Muslim," kata Rafiq sambil menahan sedih saat mengutarakan testimoninya pada dialog interaktif dan buka puasa bertajuk "Rohingya Terlunta" Wajah Kaum Minoritas yang Tertindas, yang diselenggarakan oleh Internatinal Conference of Islamic Scholars (ICIS), Jakarta (4/8).

Lanjut Rofiq, masyarakat Muslim di Arakan mengalami tindak kekejaman seperti pembakaran rumah dengan Molotov, pembunuhan di dalam rumah-rumah termasuk kepada anak-anak.

"Anak-anak dipotong kaki dan tangannya oleh Budhis di dalam rumah," ungkapnya yang menjelaskan dengan bahasa Indonesia terbata-bata.

Selain itu, muslim Rohingya juga kesulitan untuk makan, karena militer akan menciduk setiap rumah yang kedapatan menyalakan api untuk memasak.

"Kami pernah dua bulan tidak makan," ujar Rafiq

Penyerangan atas sentimen agama begitu kuat, bahkan, menurutnya muslim Rohingya hanya dapat menghindari kekerasan jika mereka mau mengkonversi keyakinan agama mereka.

"Kalau kita pindah agama menjadi Budha, baru kita bisa aman," tutur Rafiq.

Rofiq juga membantah pendapat yang menyatakan pembantaian dan kekerasan hanya dilakukan oleh militer Myanmar. "Budhis dan militer yang menyerang, dua-duanya," tegasnya.

Selain, pembunuhan secara sistematis dan masif, serta pembakaran rumah-rumah masyarakat Muslim Rohingya, Rafiq juga menyatakan telah terjadi pembakaran masjid-masjid di wilayah Arakan tersebut oleh militer dan masyarakat Budhis Myanmar.

Entah setan dan hantu atau drakula jenis apa yang merasuki kelompok mayoritas Budhis dan militer Myanmar, sehingga dengan tanpa ekspresi dan biadabnya menyerang, menyiksa, memperkosa, membantai dan membunuhi Muslim Rohingya. Tak peduli, anak-anak dan wanita, mereka bantai.

Sungguh luar biasa penderitaan saudara-saudara kita Muslim Rohingya. Mereka mengalami penyiksaan, pemerkosaan bagi Muslimahnya, hingga pembakaran rumah, pembantaian dan pembunuhan yang dilakukan secara keji oleh kelompok mayoritas Budhis Rakhine dan militer Myanmar.

Hal ini terungkap dalam testimoni Muhammad Rafiq, salah satu pengungsi Rohingya pada acara Dialog InteraktifRohingya Terlunta, Wajah Kaum Minoritas yang Tertindas, yang diselenggarakan oleh International Conference of Islamic Scholars (ICIS), di Jakarta, Sabtu (4/8/2012).

Hadir dan memberikan pandangannya dalam dialog interaktif ini perwakilan Komnas HAM Asean dari Indonesia, Kemenlu, Ketua Komnas HAM Indonesia, wakil Muhammadiyah, PBNU dan Pemred HU Republika. Sekjen ICIS KH Hasyim Muzadi bertindak selaku "tuan rumah" dalam dialog ini.

Para peserta dialog dan hadirin terdiri dari berbagai kalangan, ormas Islam, Katolik, dan para wartawan yang antusias menyimak jalannya acara. Dan, dialog pun menjadi menarik saat Muhammad Rafiq membeberkan kelakuan mayoritas Budhis dan militer Myanmar terhadap Muslim Rohingya.

"Militer Myanmar dan Budhis Rakhine pada malam hari memasuki rumah kami, menyiksa kami, memperkosa ana-anak perempuan, dan melarang kami memasak," cerita Rafiq.

"Tak sedikit, jika kami melawan, lalu kami, anak-anak kami dibunuh, dan rumah-rumah kami dibakar," lanjutnya.

Rafiq dan sejumlah pengungsi lainnya sudah sekitar 9 bulan mengungsi di Indonesia. Di antara pengungsi, Rafiq adalah yang lumayan bisa berbahasa Indonesia meski masih terbata-bata. Dia berusaha menggambarkan kebiadaban kelompok mayoritas Budhis dan militer Myanmar terhadap Muslim Rohingya.

Menurut Rafiq, sering pula didapati Budhis memakai seragam militer, lalu menyerang Muslim. Mereka tanpa bsa-basi memasuki rumah-rumah Muslim, lalu menyiksa dan memotong tangan dan kaki anak-anak Muslim.

Keduanya, baik militer maupun Budhis saling membantu menyerang, menyiksa, membantai dan membunuh Muslim Rohingya. Jadi, cerita Rafiq, keduanya (militer dan Budhis) sama-sama melakukan penyerangan terhadap Muslim Rohingya. Ia membantah informasi yang menyebutkan seakan hanya militer Myanmar yang melakukan tindakan biadab, tapi kelompok mayoritas Budhis juga tak kalah sadisnya.

Tak berhenti sampai di situ, "Jika kami melawan sedikit saja, maka kami semua dihabisi, setelah itu rumah-rumah kami dibakar," tuturnya. "Mereka membakar rumah kami dengan bom-bom molotov yang sudah disiapkan."

Tak hanya rumah, masjid-masjid pun dibakar. Tak boleh ada masjid-masjid yang berdiri tegak di wilayah Muslim Rohingya. Masjid-masjid dibakar setelah mereka mendapati Muslim Rohingya ada yang memasuki masjid. Karena itulah, mereka melarang Muslim masuk masjid, melarang shalat di masjid, sehingga tak ada yang berani datang ke masjid.

Parahnya lagi, Muslim Rohingya dilarang makan. Mereka akan menangkapi Muslim Rohingya yang kedapatan sedang memasak. Pokoknya tak boleh ada yang memasak. Mereka ingin Muslim Rohingya tak memiliki makanan. Mereka melarang Muslim untuk membeli makanan atau bahan-bahan untuk memasak. Karena itu, menurut Rafiq, mereka pernah dua bulan tak makan. Akhirnya, banyak di antara mereka yang makan batang pohon pisang.

Tak bisa dipungkiri, pada intinya Muslim Rohingya mengalami kekerasan dengan sentimen keyakinan yang tinggi. Karenanya, kata Rafiq, jika Muslim Rohingya mau aman, ingin menghindari kekerasan mereka, itu bisa, asalkan bersedia mengganti keyakinan menjadi Budha. "Itu baru bisa aman," ujar Rafiq yang saat memberikan testimoni ditemani seorang pengungsi lainnya, Din Muhammad.
Wahh udahh kelar yaa... akhir kata 
Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bila berkenan mohon donasinya dengan mengklik salah satu iklannya Terima Kasih

No comments:

Post a Comment

Design By @gia190990 on Twitter